MINYAK BUMI
Pembentukan Minyak Bumi
Terjadinya minyak bumi membutuhkan waktu jutaan (30-500 juta tahun)
karena itu digolongkan sumber daya yang
tidak diperbarui (unrenewable), kewajiban manusia untuk menghemat pemakaiannya.
Kecuali itu harus digunakan sumber energy alternatif misalnya panas bumi, angin,
surya, air, nuklir, batu bara dan lainnya.
Kandungan
Minyak Bumi
- Alkana, yaitu normal alkana (terbanyak dalam jumlah atom bervariasi antara 1-78) dan alkana bercabang.
- Siklo Alkana, mempunyai rumus umum Cn H2n, adalah siklopentana dan sikloheksana
- Hirokarbon aromatic, yang paling terkenal adalah benzena,C6H6
Senyawa lain adalah
:
- Senyawa Belerang : 0,01-0,7%
- Senyawa nitrogen : 0,01-0,9%
- Senyawa oksigen : 0,06-0,4%
- Senyawa organologam terutama vanadium dan nikel, jumlahnya sangat kecil
Cara Pengambilan Minyak Bumi
Pengambilan dengan pengeboran rotasi dengan bor yang berputar ideal jika
ujung bor tepat menembus lapisan minyak, karena tekanan gas yang tinggi diatas
lapisan ini akan menekan minyak keatas.
Daerah penambangan Minyak Bumi di Indonesia
1. Sumatra :
Pase Peurelak, pangkalan susu, Sungai Rakan, Siak, Pekanbaru, Plaju, Sungai Gerong,
pantai
Lampung Selatan
2.
Kalimantan : Balikpapan, Sanga-sanga, Samboja,
Anggani, Tarakan, Pulau Bunyu, Amuntai,
3. Maluku :
Pulau Seram,
4. Papua : Didaerah Kepala Burung
5. Jawa :
Cepu, Blora, Wonokromo, pantai utara pulau Jawa
Pengolahan
Minyak Bumi
Minyak mentah
berbentuk cairan kental yang berbau kurang sedap. Minyak mentah belum bisa
digunakan sebagai bahan bakar. Pengolahan minyak bumi menggunakan proses
pemisahan/memurnikan komponen-komponen minyak bumi yang dilakukan dengan destilasi
bertingkat. Prinsip pengolahan minyak bumi adalah :
1. Desalting
Minyak mentah selain
mengandung kotoran juga mengandung mineral yang larut dalam air. Proses
penghilangan kotoran disebut desalting, yang dilakukan dengan mencampur minyak
mentah dengan air sehingga mineral-mineral akan larut dalam air. Untuk
menghilangkan senyawa hidrokarbon, ke dalam minyak mentah ditambahkan asam dan
basa. Selanjutnya minyak mentah dialirkan ke tangki pemanasan, kemudian
dialirkan ke menara fraksinasi.
2. Destilasi
Setelah desalting
dan pemanasan, minyak diolah dengan destilasi bertingkat dalam menara
destilasi.
Gambar. Menara Destilasi
Gambar. Menara Destilasi
Dalam menara
destilasi sebagian minyak akan bergerak melalui Bubble caps, sebagian uap akan
mencair, dan mengalir melalui pelat sehingga terpisah. Uap yang tidak mencair
akan terus naik dan akan mencair sesuai titik didihnya pada pelat-pelat di
atasnya.
Gambar. Bubble
Caps
Fraksi-Fraksi Minyak Bumi
1.
Fraksi
Gas Alam
Fraksi Gas (C1-C4)
dengan titik didih di bawah 40°C, yang tersusun dari metana (CH4), etana
(C2H6), propana (C3H8), isobutana (C4H10), dan n-butana (C4H10). Fraksi Gas
dapat dimampatkan menjadi cairan yang disebut elpiji (LPG = Liquified Petroleum
Gas), yang digunakan sebagai bahan bakar rumah tangga.
2.
Fraksi
Bensin
Fraksi Bensin
(C5-C8) dengan titik didih antara 40°C-150°C. Fraksi Bensin terdiri atas Petrolium
eter (C5-C7) dengan titik didih 40°C-70°C, dan bensin (C7-C8) dengan titik
didih 70°C-150°C.
3.
Fraksi
Kerosene
Fraksi kerosene/minyak tanah (C9-C14)
dengan titik didih 150°C-300°C. Kerosene digunakan sebagai bahan bakar mesin
pesawat (Avtur = Aviation turbin kerosene), bahan dasar terpentin dan
insektisida, lampu penerangan, dan sebagian di cracking untuk menghasilkan bensin.
4.
Fraksi
Solar
Fraksi solar/minyak diesel (C14-C16) dengan
titik didih 300°C-350°C. Kegunaan solar untuk bahan baku pembuatan obat-obatan,
kaus nilon, cat, detergen, pupuk, plastik, karet sintesis, dan terutama untuk
bahan bakar mesin diesel.
5.
Fraksi
Residu
Fraksi residu
(C17-C25 ke atas) dengan titik didih 350°C ke atas. Fraksi residu terdiri atas minyak
pelumas (C17-C20) dengan titik didih 350°C, parafin (C1-C24), dan aspal (C25 -
ke atas).
Kegunaan pelumas
selain sebagai pelumas, pembuatan semir, kosmetika, lilin batik.
Parafin digunakan
sebagai pembuatan lilin.
Aspal digunakan
untuk bahan bakar, pelapis jalan, kain lantai, atap, dan cat pelindung.
Mutu
bensin
Bensin adalah BBM untuk mesin dengan pembakaran
dengan pengapian. Bensin hasil penyulingan minyak bumi dapat menimbulkan
ketukan (knocking) yang disebabkan selfignition atau pembakaran terlalu
cepat sebelum piston pada posisi yang tepat.
Bensin
hasil penyulingan memiliki bilangan oktan 75. Untuk mengubah dan menaikan
bilangan oktan digunakan proses cracking, yaitu mengubah rantai lurus menjadi
hidrokarbon bercabang dengan menambahkan zat anti ketukan pada bensin, yaitu TEL
(Tetra Etyl Lead).
Bensin
yang diperoleh melalui cracking lebih baik daripada hasil penyulingan.
- Premium/Gasoline/Petrol
Premium adalah BBM berwarna kekuningan jernih. Warna
kuning akibat pewarna tambahan. Penggunaan premium untuk bahan bakar kendaraan
bermotor bermesin bensin, seperti : mobil, sepeda motor, motor tempel dan
lain-lain. Premium mempunyai nilai oktan 88.
- Pertamax
Pertamax biasanya digunakan untuk kendaraan high-end
atau tahun tinggi. Pertamax pertama kali diluncurkan tahun 1999 sebagai pengganti
Premix 98 karena unsur MTBE (metyl tersier butyl eter) yang
berbahaya bagi lingkungan.
Pertamax untuk kendaraan yang berbahan bakar beroktan tinggi dan tanpa timbal
(unleaded). Pertamax direkomendasikan untuk kendaraan yang diproduksi diatas
tahun 1990 terutama yang menggunakan teknologi electronic fuel injection
dan catalytic
converters. Pertamax
memiliki nilai oktan 92 (92% isooktana dan 8% n-heptana.
- Pertamax Plus
Pertamax Plus merupakan bahan bakar superior Pertamina dengan
kandungan energi tinggi dan ramah lingkungan, diproduksi menggunakan bahan
pilihan berkualitas tinggi sebagai hasil penyempurnaan formula terhadap produk
sebelumnya yang telah memenuhi standar performance International World Wide Fuel
Charter (WWFC), dan ditujukan untuk kendaraan yang berteknologi
mutakhir yang mempersyaratkan penggunaan bahan bakar beroktan tinggi dan ramah
lingkungan. Pertamax
Plus memiliki nilai oktan 94.
Menentukan nilai/bilangan oktan
Untuk
menentukan nilai oktan, ditetapkan 2 jenis senyawa sebagai pembanding yaitu
isooktana dan n-heptana. Isooktana menghasilkan ketukan paling sedikit dan
diberi nilai oktan 100, sedangkan n-heptana menghasilkan ketukan paling banyak
dan diberi nilai oktan 0.
Kesimpulan
- Dianjurkan mengisi bensin sesuai nilai rasio kompresi. (kecuali ada modifikasi lain).
- Semakin TINGGI nilai oktan, maka bensin semakin lambat terbakar (dikarenakan titik bakarnya lebih tinggi).
- Semakin TINGGI nilai oktan, maka bensin lebih sulit menguap (penguapan rendah)
- Bensin yang gagal terbakar (akibat oktan terlalu tinggi), bisa menyebabkan penumpukan kerak pada ruang bakar atau pada klep.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar